Homeschooling Umur Dini vs. Umur Sekolah
Mengawali Homeschooling
Secara simpel, ada 2 macam
homeschooling atau home-education, merupakan untuk buah hati-buah hati umur
dini (pra-sekolah) dan untuk buah hati sekolah. Istilah schooling sendiri
sesungguhnya merujuk pada pelajaran formal di umur sekolah (sekitar 7 tahun).
Namun sebab ketika ini buah hati-buah hati telah “disekolahkan” semenjak umur 3
tahun, pun sebelum itu, karenanya mulai ada istilah PAUD (Pengajaran Hati Umur
Dini).
Homeschooling Hati Umur Dini
(HAUD) mempunyai prinsip-prinsip yang berbeda dibandingi figur HS untuk buah
hati umur sekolah. Namun keduanya mempunyai kesamaan, merupakan kesediaan orang
tua untuk terlibat aktif dalam pengajaran buah hati-si kecilnya dan tak
mengirimkannya ke institusi eksternal.
Praktek homeschooling atau home
education untuk buah hati umur dini berbeda dengan buah hati-buah hati pada
umur sekolah (SD, SMP, SMA). Hati-buah hati tak belajar mata pembelajaran dan
duduk manis di tempat duduknya melakukan tugas-tugas akademik dan berkutat
dengan kertas (paper work).
Berikut ini sebagian pokok
gagasan perihal homeschooling untuk buah hati umur dini:
a. Pola pengasuhan yang bagus
Homeschooling atau Home Education
(HS/HE) untuk buah hati-buah hati umur dini kurang lebih sama dengan Pengajaran
Hati Umur Dini (PAUD). Intinya yakni dengan mengerjakan pola pengasuhan yang
bagus (good parenting). Pola pengasuhan yang bagus melibatkan keterlibatan
emosional dan perhatian orang tua yang penuh dalam tiap-tiap cara kerja bersama
buah hati. Dan tidak cuma memberi makan pada otak buah hati, namun memberi
makan pada hati dan emosional buah hati.
b. Penyusunan karakter
Homeschooling buah hati pada umur
dini yang dijalankan di rumah bukan menekankan pada pemberian materi-materi
akademis, seperti membaca, menulis, matematika, dan pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Progres HS/HE di rumah menekankan pada pemberian stimulasi dan pendampingan
untuk cara kerja tumbuh-kembang buah hati. Dan memberikan stimulasi untuk
membangun karakter buah hati melewati model dan kultur-kultur yang bagus. Dan
mengantar perkembangan psikologi buah hati sehingga buah hati merasa nyaman
dengan dirinya sendiri dan bisa berinteraksi dengan sekitarnya dengan bagus.
c. Belajar = bermain
Progres belajar dalam HS umur
dini diintegrasikan dalam kesibukan bermain. Hati tak berada dalam suasana
formal yang kaku dalam suatu waktu khusus tertentu untuk belajar. Namun, cara
kerja belajar disatukan dalam kesibukan sehari-hari yang bermutu, semenjak
bangun tidur, mandi, makan, bermain, sampai tidur kembali di malam hari.
d. Unstructured Learning
Pola kesibukan dalam HS/HE Umur
Dini lebih mencontoh pola ketertarikan dan atensi buah hati. Aktivitas yang
dipakai seringkali bermula dari buah hati yang dikembangkan kualitasnya oleh
orang tua. Sementara itu, kesibukan-kesibukan yang diinisiatifkan orang tua
dijalankan untuk memperkaya wawasan ketertarikan buah hati dan mengekspose buah
hati pada hal-hal yang belum diketahuinya.
e. Mengintegrasikan materi
akademis
Materi-materi akademis (membaca,
matematika, menulis) bukan sebuah hal yang diharamkan dalam PAUD. Namun, orang
tua perlu berhati-hati supaya tak mengaplikasikan pengendalian akademis sebagai
tolok ukur keberhasilan pengajaran buah hati. Karena, PAUD memang bukan di sana
penekanannya. Nanti, pada waktunya buah hati akan siap dan bisa belajar materi
akademisnya.
Untuk itu, bila orang tua mau
memberikan materi-materi akademis, materinya perlu diintegrasikan dengan
kesibukan bermain buah hati, tak dijadikan dalam sebuah kesibukan khusus.
Dengan kesibukan bermain, buah hati tidak merasa sedang belajar. Demikian pula,
orang tua bisa menurunkan ekspektasinya terhadap buah hati sebab menganggap
kesibukan itu yakni bermain, bukan belajar.
Semoga berguna.
Komentar
Posting Komentar